DPR tak henti-hentinya membuat berita melalui proyek fisik dibanding
kebijakan strategis melalui legislasi. Mulai dari pembangunan gedung
baru Rp 1 triliun, renovasi toilet Rp 2 miliar hingga yang sudah
terlaksana secara diam-diam ruang rapat Badan Anggaran (Banggar) senilai
Rp 20 miliar. Hal ini menunjukkan DPR tidak mempedulikan kritikan
rakyat.
Ruang rapat seharga Rp20 miliar itu adalah ruang rapat yang akan
digunakan oleh Badan Anggaran DPR. Sebelumnya, ruang rapat Banggar DPR
terletak di Gedung Nusantara I Kompleks DPR. Kini, di awal masa sidang
ini, Banggar akan pindah ke ruang rapat baru mereka di Gedung Nusantara
II DPR.
Sekjen DPR Nining Idra Saleh mengungkapkan, salah satu
ruang di DPR direnovasi dan disulap menjadi ruang rapat Banggar yang
baru, karena adanya keluhan dari sejumlah anggota Banggar terhadap ruang
rapat lama mereka. “Penerangan di sana kurang menunjang, akustik dan sound system kurang memadai, serta furniture terlalu besar sehingga tidak dapat menampung semua undangan,” kata dia.
Oleh
karena itu, ruang rapat Banggar yang baru disebut akan dilengkapi
berbagai fasilitas yang punya banyak kelebihan dibanding ruang rapat
lama Banggar. Ruang baru ini, ujar Nining, dapat menampung lebih banyak
peserta rapat. Ruangan ini juga memiliki tiga video wall, lapisan penyerap suara, dan sistem audio visual modern.
Lebih mengesankan lagi, kursi yang berderet di ruang Banggar itu
diimpor langsung dari Jerman dengan harga per unitnya mencapai puluhan
juta rupiah. Tentu akan sangat nyaman diduduki para wakil rakyat negeri
ini. Namun, karena kenyamanan yang mencapai miliaran rupiah itu pula,
ruang rapat ini menjadi buah bibir. Kontroversi dari Gedung DPR memang
tak pernah berakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar