"Selamat Datang Di Mo2 inside Revolution Blog. Welcome To Mo2 inside Revolution Blog"

Minggu, 15 Januari 2012

Kesesatan Aliran Ahmadiyah


Gerakan Ahmadiyah didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad di India.  Mirza lahir 15 Februari 1835 M dan meninggal 26 Mei 1906 M di India.  Ajaran ini masuk ke Indonesia tahun 1935 M, dimana sekarang telah mempunyai sekitar 200 cabang, tersebar di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Bengkulu, Bali, NTB dan daerah lainnya.  Pusat kegiatannya adalah di Parung, Bogor, Jawa Barat, dan Jamaah Ahmadiyah telah memiliki gedung yang mewah, perumahan untuk para pimpinan  dan pegawainya,  di atas tanah seluas 15 hektar, di pinggir jalan raya Jakarta-Bogor via Parung.   


letak kesesatan dan penyimpangan Jamaah  Ahmadiyah. 
 
      
      A.  Kesesatan dan penyimpangan dalam Aqidah
1.  Jamaah ini mengakui bahwa adanya Nabi terakhir yaitu nabi yang mereka akui bernama Mirza Ghulam Ahmad. Dia mengaku bahwa dirinya menerima wahyu yang turun di India, kemudian wahyu tersebut dikumpulkan sehingga menjadi sebuah kitab suci yang mereka beri nama Tazkirah.
2. Mereka mengakui bahwa kitab Tazkirah adalah kitab suci yang sama sucinya dengan al-Qur'an.
3. Membajak ayat-ayat al-Qur'an, kemudian memasukkan ke dalam kitab Tazkirah. Hal ini dapat dilihat pada kitab suci Tazkirahnya yang artinya " katakanlah, wahai Mirza Ghulam Ahmad, jika kamu benar-benar mencintai Allah maka ikutilah aku" (Kitab suci Tazkirah, hal.637). Jelas ungkapan tersebut adalah bajakan yang dipenggal dari al-Qur'an surat Ali Imran ayat 31: "Katakanlah hai (Muhammad): "Jika kamu mencintai Alllah maka ikutilah aku(nabi)". Pembajakan seperti ini banyak dilakukan dan ini merupakan kedustaan yang dibuat-buatnya serta mengada-ada atas nama Alloh ‘Azza wa Jalla?
4.  Mereka memiliki khalifah sendiri dan saat ini adalah khalifah yang keempat, bermarkas di London Inggris, bernama Thahir Ahmad, semua anggota Ahmadiyah di seluruh dunia wajib taat dan tunduk kepada perintahnya tanpa reserve kepada perintahnya.
5.   Kewajiban berbaiat kepada pimpinan Qadiani. Di dalam baiat, pengikutnya harus membaca syahadat, mengakui dosa-dosanya dan disuruh mengimani segala dakwaan Mirza Ghulam Ahmad, baik dia mengaku sebagai Nabi, rasul, imam Mahdi, Nabi Isa yang kedua dan apa saja dari bentuk pengakuannya.

       B.  Kesesatan Ahmadiyah dalam Ibadah dan Fiqh
1.     Tidak ada kewajiban haji ke Makkah, karena tempat suci mereka adalah rabwah dan qadiyah di India.  Oleh karena itu dalam ceramah-  ceramah  yang dilakukan para muballighnya  tidak pernah menyuruh pengikutnya naik haji ke Makkah.
2.     Tidak ada kewajiban zakat, karena menurut mereka iuran wajib yang telah mereka bayarkan tiap bulan kepada organisasi yaitu sebanyak  seperenam belas dari gaji telah menyamai zakat dan muballighnya tidak  pernah menyuruh untuk membayarkan zakat.
3.     Wanita Ahmadiyah haram menikah dengan laki-laki yang bukan Ahmadiyah, tetapi laki-laki  Ahmadiyah boleh kawin dengan perempuan yang bukan Ahmadiyah.
4.      Tidak boleh bermakmum dibelakang Imam yang bukan Ahmadiyah.
5.     Ahmadiyah mempunyai tanggal, bulan dan sendiri yaitu nama bulan: (1) Suluh, (2) Tabligh, (3) Aman, (4) Syahadah, (5) Hijrah, (6) Ikhsan, (7) Wafa', (8) Zuhur, (9) Tabuk, (10) Ikha, (11) Nubuwah, (12) Alfathah. Sedangkan nama tahun mereka adalah hijri sayamsi (disingkat H.S)

C.  Kesesatan Ahmadiyah dalam bidang Manhaj.
1. Pemahaman mereka tidaklah merujuk kepada para ulama terdahulu dari kalangan para sahabat Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam, tabi'in, para imam-imam madzhab seperti Imam Ahmad, tetapi pemahaman mereka merujuk kepada apa yang dipahami oleh Mirza Ghulam Ahmad.
2. Pengikut Ahmadiyah tidak ada belajar Hadits, fiqh dan jauhnya mereka dari Ilmu Syar'i.  dalam dakwah mereka objek pembicaraan mereka adalah terfokus kepada tiga hal pokok yaitu : tentang mati-hidupnya Nabi Isa ‘alaihissalam, masalah-masalah yang berhubungan dengan kenabian dan masalah Imam Mahdi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar